Hujan orografis biasanya terjadi di kawasan pegunungan atau perbukitan. Hujan orografis terjadi karena adanya penguapan di daerah lautan. Sehingga udara lautan menghangat karena
mengandung banyak uap air. Udara tersebut kemudian bergerak ke kawasan pegunungan. Setelah sampai di atas, udara tersebut mengalami pendinginan dan mengembun menjadi awan. Embun-embun tersebut kemudian menjadi titik-titik air yang akhirnya jatuh di kawasan pegunungan sebagai hujan. Hujan orografis jatuh di lereng gunung tempat datangnya angin. Lereng tempat jatuhnya hujan tersebut kemudian disebut daerah hujan. Sedang lereng gunung yang ada di sekitar daerah hujan, namun tidak mendapat hujan, disebut sebagai daerah bayangan hujan.
hujan orografis
2. Hujan Konveksi
Hujan konveksi atau disebut juga hujan zenith biasanya terjadi di kawasan yang berada pada 23,5O LU atau LS. Hujan konveksi terjadi karena adanya pemanasan udara di atas daratan akibat
proses konduksi. Karena pemanasan tersebut, udara akan mengembang sehingga mengapung naik ke atas. Udara hangat yang naik ke atas bersuhu lebih tinggi dari udara lain yang ada di sekitarnya. Pada ketinggian tertentu, suhu udara akan berkurang sehingga terjadi pengembunan. Pengembunan tersebut menghasilkan titik air dan es yang kemudian jatuh sebagai hujan. Hujan konveksi biasanya hanya berlangsung sebentar. Kadang-kadang sinar matahari masih dapat terlihat pada saat
terjadinya hujan. Hujan konveksi seringkali disertai guntur.
hujan konveksi
3. Hujan Konvergen
Hujan konvergen atau disebut juga hujan frontal biasanya terjadi di kawasan yang beriklim tropis. Hujan konvergen terjadi karena adanya pertemuan udara panas dengan udara sejuk. Udara panas
yang memiliki masa yang lebih ringan akan naik ke atas udara sejuk. Karena udara panas biasanya mengandung uap air, pergesekkannya dengan udara sejuk menyebabkan adanya
pengembunan. Pada ketinggian tertentu, embun-embun yang terbentuk akan jatuh sebagai hujan. Hujan konvergen biasanya sangat lebat dan disertai banyak guntur dan angin kencang.
4. Hujan Asam
Hujan asam terjadi tidak disebabkan karena faktor-faktor alam. Hujan asam adalah hujan yang airnya mengandung zat-zat pencemar, sehingga air hujannya kotor. Selain kotor, air hujan
asam bersifat asam dan bila membasahi besi dapat menyebabkan korosi. Keasaman yang terkandung dalam air asam disebabkan terutama oleh kandungan ion hidrogen (H+) bebas pada air hujan. Tingginya kandungan ion hidrogen bebastersebut disebabkan oleh hasil pembakaran yang menggunakan bahan bakar minyak dan batubara yang digunakan oleh mobil, pabrik, dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment