Coba tulislah beberapa contoh mengenai Teks Cerita Pengalaman?

 on Saturday, August 30, 2014  

Berikut ini adalah beberapa contoh Teks  Cerita Pengalaman: 
Kreativitas Tiada Akhir
Semarak warna dan bentuk kerajinan Bali berjejal di berbagai art shop. Patung, lukisan, kain
dan aksesori bercorak unik bertebaran di setiap sudut Bali. Buah tangan tak pernah sulit untuk dicari.
Darah seni yang mengalir dalam tubuh masyarakat Bali mampu menghasilkan karya-karya
terkenal hingga ke mancanegara. Cobalah berkendara dari Denpasar menuju Ubud, sebuah
kawasan yang merupakan pusat kesenian di Bali, dan sepanjang jalan Anda akan menemui ratusan
perajin, baik dalam kios kecil nan sederhana maupun butik apik yang luas, tekun mengerjakan beragam karya seni. Sungguh mengagumkan!

Perak Putih Celuk
Celuk adalah salah satu daerah yang akan dilewati dalam perjalanan menuju Ubud. Di sini, para perajin sibuk menggores dan membentuk kepingan-kepingan perak untuk dijadikan aksesori cantik maupun oleh-oleh unik. Awalnya, seni olah perak dibawa oleh penjajah Belanda dan mulai berkembang di tahun 1965. Unsur perak yang sangat tinggi, yaitu sekitar 95%, dengan unsur tembaga yang hanya 5% saja untuk sekedar memperkeras hasil akhirnya, memberikan warna putih tulang yang manis pada perak Celuk. Karena itu juga, harganya lebih mahal dari perak buatan daerah lain. Cincin perak misalnya, harganya bisa di atas Rp. 50.000,00. Belum lagi kalung dan aksesori lainnya yang bisa mencapai jutaan rupiah. Bahkan sebuah tas yang terbuat dari ukiran perak dihargai sampai US$ 1.000! Hmm, berapa rupiah itu ya? Tapi untunglah, turis domestik biasanya mendapatkan
potongan harga hingga 50%.

Sangging di desa Kamasan
Desa kecil di kawasan Klungkung, tak jauh dari Kertha Gosa, telah lama menjadi tempat berkumpul seniman lukis khas Bali. Desa Kamasan namanya, dipenuhi rumah-rumah para seniman
sepanjang jalannya. Tak heran bila karya lukis mereka, yang kerap mendapat pujian dari berbagai kalangan seni lukis dunia, kini dikenal dengan istilah “Lukisan Kamasan.” Lukisan Kamasan memang memiliki nilai tersendiri. Tak sembarang orang dapat menguasainya, karena keterampilan ini biasanya bersifat turun-temurun. Para sangging, yaitu pelukis dengan spesialisasi aliran ini, dulunya adalah dekorator kerajaan dan juga penghias pura. Mereka menghias puri raja-raja masa lalu dengan sapuan kuas yang didominasi warna oranye dengan pinggir berwarna merah, hitam atau biru sebagai penegas. Lukisan para sangging ini biasanya bercerita tentang epik pewayangan dengan tokoh “hitam putih”. Maksudnya, tokoh “baik” selalu digambarkan berwajah cantik atau tampan dan memiliki postur tubuh ideal. Sementara tokoh “jahat” tampil dengan tubuh gemuk dan berwajah seram. Awalnya, media yang digunakan hanya sebatas kain kanvas dan bahan baku cat alami dari batu-batuan dasar laut. Namun dalam perkembangannya, berbagai media mulai dari kain, kayu maupun media lainnya, kini dapat menjadi dasar lukisan ini dengan bahan pewarna modern. Pernak-pernik berhias lukisan Kamasan dapat diperoleh dengan harga mulai dari Rp 5.000,00 hingga ratusan ribu. Dewasa ini sudah banyak pelukis Kamasan yang tinggal di Ubud maupun di daerah lainnya di Bali, jadi lukisan Kamasan dengan mudah bisa didapatkan di berbagai pelosok Bali. Meskipun
demikian, berkunjung langsung ke pusat lukisan Kamasan menyuguhkan pengalaman yang amat berharga.

Kreasi Bali Aga Tenganan
Desa Tenganan, salah satu desa berpenduduk asli Bali atau Bali Aga, sejak dulu terkenal dengan keunikan kainnya yang disebut Kain Grinsing, yaitu kain tenun yang konon terbuat dari… darah! Tapi cerita ini sebetulnya tidak benar. Yang menarik dari kain tenun ini adalah proses penenunan yang membutuhkan waktu hingga 10 tahun. Untuk pewarnaan, mereka biasanya menggunakan bahan
dari rumput atau kayu. Warna merah, misalnya, berasal dari akar sunti Nusa Penida. Sedangkan warna kuning berasal dari minyak kemiri. Karena itulah, selembar selendang Grinsing bisa
dihargai hingga jutaan rupiah. Namun tak perlu khawatir, saat ini warga Bali Aga Tenganan juga banyak memproduksi kain tenun biasa dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, desa ini juga terkenal dengan lukisan mini yang dilukis di atas pelepah daun lontar yang sudah dibakar. Mirip
lukisan Kamasan, karya kecil ini juga menceritakan tokoh-tokoh pewayangan, apik dalam detail mungil yang menggemaskan. Namun bukan hanya lukisan mini dan kain tenun saja yang
terkenal dari Bali Aga Tenganan. Coba tengok kerajinan anyamannya. Beragam kreasi tas, tempat tissue dan pernakpernik lainnya siap menambah koleksi benda-benda unik Anda. Kini, keranjang anyaman menjadi salah satu produk andalan warga Bali Aga Tenganan yang telah menekuni profesi ini sejak puluhan tahun yang lalu dan belajar secara otodidak. I Nengah Kedep, salah satu perajin anyaman keranjang tertua di Bali Aga, sekarang telah memiliki beberapa toko seni dan barangnya menjadi langganan ekspor mancanegara
;
Coba tulislah beberapa contoh mengenai Teks Cerita Pengalaman? 4.5 5 tati Saturday, August 30, 2014 Berikut ini adalah beberapa contoh Teks  Cerita Pengalaman:  Kreativitas Tiada Akhir Semarak warna dan bentuk kerajinan Bali berjejal di ...


No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.