PROPOSAL
PTK
Peningkatan Minat Belajar Matematika Dalam
Mengelompokkan Bangun Datar Melalui Alat
peraga Bahan Manipulatif Pada Siswa
Kelas II SDN 01 Krasak
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan nasional yang
berdasakan Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam arti mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan ubtuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Es, berahklak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertangung jawab.
Untuk mengembangkan fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana
tercantum dalam UU Negara Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 39 Ayat 2 menyatakan bahwa pendidik merupakan
Tenaga Profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses
pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran.
Pendidikan Nasional harus mampu
menjamin kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan rekfansi serta efisiensi
manajemen pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 tanggal
23 Maret 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, disebutkan setiap guru bertangung jawab terhadap mutu/
kegiatan pembelajaran yang dia punya dengan cara mengunakan fasilitas,
peralatan, dan alat bantu yang tersedia secara efektif dan efisiensi.
Berdasarkan kenyataan yang ada bahwa
prestasi dalam mata pelajaran Matematika kelas II SD Negeri 01 Krasak semester
2 Tahun pelajaran 2012/2013 masih rendah. Terbukti dari nilai ulangan harian
yang mencapai atau lebih dari kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65 hanya
6 siswa (22,22%) dari 27 siswa, sedangakan 21 siswa (77,77%) masih mendapatkan
nilai dibawah KKM, dan nilai rata-rata kelas adalah 48,15.
Pada kondisi awal, siswa dalam kegiatan
pembelajaran hanya mendengarkan penjelasan guru, sebagian siswa ada yang
bercerita dengan temanya, tidak memperhatikan penjelasan guru, ada yang bermain
sendiri. Siswa kurang bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, malas-malasan
dalam menerima materi, merasa takut dan tak senang. Sehingga materi yang
disampaikan oleh guru tidak dapat diterima dengan maksimal. Peneliti dalam
kegiatan pembelajaran dikelas belum menggunakan alat peraga, hanya menggunakan
metode ceramah yang mengakibatkan siswa merasa jenuh dan bosan.
Berdasarkan kondisi tersebut maka
peneliti akan melaksanakan PTK dengan harapan agar prestasi dan minat belajar
mata pelajaran Matematikan kelas II SD Negeri 01 Krasak semester 2 tahun
pelajaran 2012/2013 lebih meningkat dan mencapai hasil yang maksimal. Prestasi
belajar siswa perlu ditingkatkan karena guru mempunyai tangung jawab terhadap
mutu/ kegiatan pembelajaran yang dia punya dengan cara mengunakan fasilitas,
peralatan, dan alat bantu yang telah tersedia secara efektif dan efisiensi ( Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional
No. 19 Tahun 2007). Guru juga mempunyai tanggung jawab mengantarkan peserta
didiknya kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Begitu pula dengan
meningkatkan motivasi belajar siswa sangatlah penting untuk mendorong agar
siswa mau belajar lebih giat lagi, agar mencapai hasil belajar yang lebih
maksimal.
Pada kondisi akhir peneliti dalam
kegiatan pembelajaran sudah menggunakan metode tanya jawab, kerja kelompok, dan
penugasan. Peneliti juga telah menggunakan alat peraga bahan manipulatif kertas
warna. Hal ini peneliti lakukan agar kegiatan pembelajaran dikelas lebih hidup,
tidak membosankan, siswa lebih aktif, pembelajaran lebih bermakna, dan berkesan
sehingga siswa akan selalu teringat dan terkesan dengan kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dengan
adanya masalah bahwa minat dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika
siswa kelas II SD Negeri 01 Krasak semester 2 Tahun pelajaran 2012/2013 masih
rendah, maka diharapkan setelah peneliti melaksanakan PTK dapat meningkatkan
minat dan prestasi belajar siswa lebih maksimal sehingga mendapatkan nilai
sesuai dengan KKM telah disepakati dalam rapat sekolah. Peneliti akan
melaksanakan PTK pada mata pelajaran
Matematika dengan Kompetensi Dasar ” Menggelompokkan Bagun datar” Peneliti yang
pada kondisi awal menggunakan metode ceramah saja dan belum menggunakan alat
peraga, membuat siswa tidak begitu bersemangat dalam kegiatan pembelajaran,
kurang memperhatikan guru, dan malah bermain sendiri. Setelah menggunakan
beberapa metode pembelajaran dan menggunakan alat peraga bahan manipulatif
kertas warna diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif dan suasana belajar
dikelas lebih kondusif.
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk
memecahkan masalah tersebut maka peneliti akan melaksanakan tindakan dalam
kegiatan pembelajaran dikelas dengan metode tanya jawab, kerja kelompok dan
metode penugasan. Peneliti juga memanfaatkan alat peraga bahan manipulatif
kertas warna secara klasikal ( Kelompok Besar) pada siklus 1. Dan siklus 2
peneliti akan melaksanakan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran yang
sama dan memanfaatkan alat peraga bahan manipulatif kertas warna secara
kelompok kecil. Tindakan-tindakan ini ini dilaksanakan agar minat belajar mata
pelajaran Matematika siswa kelas II SD Negeri 01 Krasak semester 2 tahun
pelajaran 2012/2013 lebih meningkat sesuai kemampuan siswa masing- masing.
Diharapkan nilai mata pelajaran Matematika mencapai nilai KKM, atau bahkan
melebihi nilai KKM, dan nilai rata-rata kelas juga diharapkan meningkat menjadi
70.
D. RUMUSAN MASALAH
Sesuai
dengan latar belakang permasalahan diatas, disusun rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimanakah cara meningkatkan minat
belajar Matematika kelas II SD Negeri 01 Krasak Kecamatan Sragi Kabupaten
Pekalongan?
Rumusan
masalah diatas dapat dirinci sebagai berikut:
1) Apakah
melalui alat peraga bahan manipulatif kertas warna dapat meningkatkan minat
belajar siswa dalam pembelajaran Matematika kelas II SD Negeri 01 Krasak?
2) Apakah
melalui alat peraga bahan manipulatif kertas warna dapat meningkatkan
ketrampilan guru dalam pembelajaran?
3) Apakah
melalui alat peraga bahan manipulatif kertas warna dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran Matematika kelas II SD Negeri 01 Krasak?
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka
dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Meningkatkan
minat belajar Matematika pada siswa kelas II SD Negeri 01 Krasak Kecamatan
Sragi Kabupaten Pekalongan dalam mengelompokkan bagun datar melalui alat peraga
bahan manipulatif kertas warna.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan
minat belajar siswa dalam pembelajaran Matematika melalui alat peraga bahan manipulatif kertas warna.
2) Meningkatkan
ketrampilan guru dalam pembelajaran Matematika melalui alat peraga bahan
manipulatif kertas warna.
3) Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika melalui alat peraga bahan manipulatif kertas warna.
F. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Bagi Siswa
1)
Meningkatkan
minat belajar siswa pada pembelajaran Matematika, sehingga matematika menjadi mata pelajaran yang
menarik.
2)
Meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
3)
Melatih siswa
untuk dapat menyelesaikan masalah dengan pemikiran secara logis dan sistematis.
b. Manfaat Bagi Guru
1) Dapat
dijadikan srana evaluasi pembelajaran yang sudah berlangsung.
2) Mengembangkan
kurikulum di tingkat kelas, serta untuk mengembangkan dan melakukan inovasi
pembelajaran.
3) Membantu
guru menyelesaikan masalah-masalah dalam kegiatan pembelajaran.
4) Membuat
guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
c. Manfaat Bagi Sekolah
1) Digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
2) Menumbuhkan
kerja sama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran
sekolah.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
a)
Hakekat
Minat
Minat merupakan salah satu hal yang juga
berperan dalam perkembangan anak SD.
Secara umum banyak yang mengaitkan minat dengan motivasi, minat merupakan aspek
penting motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir, dan
berprestasi. Krapp,dkk ( Pendidikan anak di SD . 2009:3.3) mengemukakan
berbagai pengertian minat. Minat pribadi memberikan pengertian sebagai suatu
ciri pribadi individu yang merupakan disposisi abadi yang relatif stabil. Minat
pribadi ini umumnya ditujukan pada suatu kegiatan khusus, misalnya minat khusus
olahraga, musik, tarian dan komputer. Minat situasional merupakan minat yang
ditimbulkan oleh kondisi atau faktor faktor lingkungan. Minat situasional
berbeda dari sekedar keingintahuan seseorang karena minat ini berkaitan dengan
sesuatu yang sangat spesifik, dan bukan hanya merupakan gambaran struktural
dari sesuatu hal, lingkungan atau topik. Minat ini dapat berkembang menjadi
minat pribadi. Misalnya pengalaman seseorang membaca buku mengenai berbagai
percobaan fisika.
Minat sebagai keadaan psikologis
menggambarkan pandangan yang interaktif
dan berkaitan dengan minat, pada saat minat pribadi seseorang
berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan psikologis dari
minat diri seseorang. Misalnya anak yang memiliki minat pribadi yang kuat pada
musik, akan memilih kegiatan ekstrakulikuler yang berkaitan dengan musik.
Miaslnya memilih acara atau bacaan yang berkaitan dengan musik di setiap
kesempatan, di rumah maupun di sekolah. Secara psikologis berarti anak memiliki
minat yang tinggi pada musik.
Dapat disimpulkan bahwa minat merupakan
dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan
atau perhatian secara selektif yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau
kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama kelamaan mendatangkan
kepuasan dalam dirinya.
Menurut Hera Lestari Mikarsa (
Pendidikan Anak Di SD. 2009:3.7) ada empat cara minat mempengaruhi perkembangan
anak, yaitu : 1) minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi ; 2)
minat dapat sebagai pendorong ; 3) minat berpengaruh pada prestasi ; 4) minat
yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat selamanya.
b) Hakekat Belajar
Para
ahli psikologi belajar sepakat bahwa belajar menyangkut perubahan tingkah laku,
misalnya dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak dapat melakukan sesuatu
menjadi mahir melakukan sesuatu (Suparlan, 2004:28)
Salah
satu definisi belajar adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan perilaku dan
pribadi menurut Abin Syamsudin ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1999:245)
Dapat
dirumuskan bahwa belajar merupakan aktifitas atau pengalaman yang menahasilkan
peru bahan penaetahuan,perilaku dan pribadi
yang bersifat permanen. Perbuatan
belajar dapat diwujaudkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan,penguasaan perilaku,dan perbaikan keseluruhan
kepribadian.
Mendengarkan
kata belajar biasanya pikiran kita terkait dengan kata”sekolah”. Padahal seharusnya belajar tidak
harus dibatasi oleh sekolah.
Belajar
dapat terjadi dimana saja apabila seseorang mau dan mampu melakukan perubahan
sikap dan perilakunya.Pr oses belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri
seseorang (internal) dan faktor dari luar (eksternal).Faktor internal dari
dalam diri siswa,seperti minat,bakat,motifasi diri untuk belajar.Faktor
eksternal antara lain dari guru ,fasilitas belajar,media,dan alat belajar.
Belajar
merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.Dengan belajar manusia
melakukan perubahan perubahan kualitatif indifidu sehingga tingkah lakunya
berkembang.Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia adalah tidak lain hasil
dari belajar.Kitapun hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita
pelajari.Belajar bukan sekedar pengalaman.Belajar (adalah suatu proses, dan bukan suatu
hasil.Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan
menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan (Rineka
Cipta,1983:104).
Meskipun
tidak seorangpun yang mengajar seseorang namun orang itu dapat belajar.Guru
atau orang lain dapat mengarahkan belajar ,dapat menunjukan sumber penalaman
belajar,menyajikan bahan belajar, dan dapat mendorong seseorang untuk
belajar.Kebutuhan dan motifasi seseorang menjelma menjadi tujuan seseorang
dalam belajar.
c) Matematika
Matematika di SD merupakan mata
pelajaran yang sangat penting, terbukti Matematika menjadi salah satu mata
pelajaran yang diujikan dalam UN.
Pembelajaran Matematika adalah proses
pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang
terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang
dipelajari.
Menurut Gatot Muhsetyo, dkk. (
Pembelajran Matematika SD, 2009:1.26) bahwa salah satu komponen yang menentukan
ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika,
yang sesuai dengan : 1) topik yang sedang dibicarakan, 2) tingkat perkembangan
intelektual siswa, 3) prinsip dan teori belajar, 4) keterlibatan aktif siswa,
5) keterkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari, dan 6) pengembangan dan
pemahaman penalaran matematis.
Beberapa strategi pembelajaran
matematika yang konstruktivistik dan dianggap sesuai pada saat ini antara lain
: 1) problems solving, 2) problems posing, 3) open-ended problem, 4)
mathematical investigation, 5) guided discovery, 6) contextual learning, dan 7)
coorperative learning.
Anak bukan tiruan orang dewasa, anak
bukan bentuk mikro, dan anak bukan pula fotocopy dari orang dewasa. Anak
mempunyai kemampuan berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Karena itu
pembelajaran matematika bagi SD haruslah berdeda.
Menurut Drs. Karso, M.Pd. ( Pendidikan
Matematika, 1998:1.4) agar anak memiliki pangetahuan matematika dengan mengerti
dan bermakna, dia harus sudah memiliki kekekalan. Konsep kekekalan bilangan (
6-7 tahun ), konsep kekekalan materi ( 7-8 tahun ), konsep kekekalan panjang (
8-9 tahun ), konsep kekekalan luas ( 8-9 tahun ), konsep kekekalan berat ( 9-10
tahun ), dan konsep kekekalan isi ( 14-15 tahun ).
Menurut Bruner ( Pendidikan Matematika ,
1998:1.28 ) ada tiga tahap anak belajar matematika, yaitu tahap enaktif,
ikonik, dam simbolik. Pada dasarnya tahap belajar matematika itu dimulai dari
pengalaman kehidupan sehari-hari, kemudian digunakan benda konkrit dan akhirnya
dengan penggunaan symbol/lambing matematika yang bersifat abstrak.
Pembelajaran matematika adalahproses
pembelajaran pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang
terencana sehingga siswa memperoleh kompotensi tentang materi matematika yang
dipelajari.
Salah satu komponen yang menentukan
ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika yang
sesuai dengan, 1) topik yang sedang dibicarakan, 2) tingkat perkembangan
intelektual siswa, 3) prinsip dan teori belajar, 4) keterlibatan aktif siswa,
5) keterkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari, dan 6) pengembangan dan
pemahaman penalaran matematika menurut Gatot Muhsetyo ( Pembelajaran matematika
SD, 2009:2.26)
d.
Bangun
Datar
Bentuk-bentuk
seperti lingkungan, pesergi panjang dan segitiga dapat kita temukan dalam
peninggalan bangsa-bangsa prasejarah. Pada masa itu mereka menggunakan bangun
datar untuk mengukur lahan dan mendirikan bangunan menurut Janu Ismadi (
Ensiklopedia Matematika untuk anak, 2006:1 ). Ahli geometri pertama yang
tercatat dalam sejarah muncul pada zaman Yunani Kuno, dia adalah Thales
(624-545 SN) dari Meletus. Thales merupakan orang pertama yang mengemukakan
beberapa teori tentang geometri. Salah satu muridnya yang terkenal yaitu
Pythagoras (580-500 SM ) mengemukakan banyak teori baru dalam segitiga,
lingkaran, dan bidang datar lainnya. Salah satu teori Pythagoras yang terkenal
adalah teori mengenai panjang sisi miring suatu segitiga. Teori ini dikenal
dengan nama Teorema Pythagoras
2. Kerangka
Berpikir
Kegiatan
pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor metode atau
teknik dan model pembelajaran. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi sehingga siswa tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat
mengaitkan materi yang terdapat dalam kurikulum dengan kondisi lingkungan atau
sesuai dengan dunia nyata sehingga siswa merasa pembelajaran menjadi lebih
bermakna atau memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan guru harus dapat melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran. Siswa dapat dibantu oleh guru untuk melibatkan diri dalam
mengembangkan atau memodifikasi kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Siswa
dibantu oleh guru dalam proses kegiantan pembelajaran, dari menyiapkan
fasilitas atau alat peraga, menerima materi pembelajran, melakukan demonstrasi
dengan alat peraga, membahas materi dan saling tukar informasi.
Dengan
menggunakan alat peraga bahan manipulatif kertas warna menjadi lebih
meningkatkan minat dan prestasi belajar Matematika di kela II SD Negeri 01
Krasak, karena siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Dengan penggunaan alat
peraga bahan manipulatif kertas warna dalam kegiatan belajar siswa, diharapkan
dapat meningakatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis dan Disain Penelitian
Pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan
menggunakan disain siklus menurut Kevin dan Tagor
B. Tempat Penelitian
Penelitian
akan dilaksanakan di SD Negeri 01 Krasak Kecamatan Sragi kabupaten Pekalongan.
C. Subyek Penelitian
Subyek
penelitian adalah siswa kelas 2 sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 13 siswa
laki-laki dan 14 siswa perempuan.
D. Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 4 Pebruari 2013.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi,
metode test, dan dokumentasi.
F. Analisis Data
Teknis
analisis data yang digunakan adalah :
-
Data berupa
hasil belajar Matematika yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
nilai rata-rata kelas. Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam
bentuk prosentasi dengan rumus sebagai berikut :
P= %
Keterangan
Æ©n
= jumlah frekuensi nilai yang muncul
N = jumlah siswa
P = prosentasi
Hasil
perhitungan dikelompokan menjadi dua kategori tuntas dan tidak tuntas dengan
criteria sebagai berikut :
KRITERIA
KETUNTASAN
|
KUALIFIKASI
|
≥
65
|
Tuntas
|
≤
65
|
Tidak
Tuntas
|
-
Data kualitatif
berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran
Matematika melalui alat peraga bahan manipulative kertas warna, hasil catatan
lapangan, dan angket dianalisis yang dipaparkan dalam kalimat untuk memproses kesimpulan.
G. Jadwal Penelitian
No.
|
Pelaksanaan
Penelitian
|
Januari
|
Pebruari
|
Maret
|
April
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Proposal PTK
|
X
|
x
|
x
|
|||||||||||||
2
|
Siklus 1
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
|
x
|
x
|
x
x
|
x
|
||||||||||||
3
|
Siklus 2
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
|
x
|
x
|
x
x
|
X
|
||||||||||||
4
|
Pelaporan
|
x
|
x
|
x
|
x
|
Keterangan
:
-
Pelaksanaan
tindakan pada siklus 1 : Pebruari minggu ke- 2
-
Pelaksanaan
tindakan pada siklus 2 : Maret minggu ke- 3
H. Kriteria Keberhasilan
Untuk menganilisis keberhasilan
atau prosentase keberhasilan, siswa setelah proses belajar mengajar setiap
putarannnya dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada
setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik
sederhana yaitu analisis data observasi, analisis data angket, analisis hasil
wawancara dan analisis hasil tes belajar
DAFTAR PUSTAKA
Basuki BS. (2004). Pedoman Penciptaan
Suasana Sekolah yang Kondusif. Jakarta : Ditrektorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah Depdiknas Bagian Proyek Pendidikan IMTAQ, Kewarganegaraan dan Budi
Pekerti.
Deny Setiawan. (2009). Komputer dan
Media Pembelajaran. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Hera Lestari Mikasa, dkk. (2009).
Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.
Janu Ismadi. (2006). Ensiklopedia
Matematika untuk Anak. Jakarta : Penerbit Ricardo Publishing and Printing.
jakarta
Puji Santoso, dkk. (2009). Materi dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Suparlan. (2004). Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa. Yogyakarta : Hikayat Publishing.
W.J.S. poerwodarminto. (1984). Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.
No comments:
Post a Comment