Tari Ajat Temuai Datai diangkat dari bahasa Dayak Mualang yang maknanya adalah tari yang dilakukan untuk menyambut tamu yang datang atau tamu agung (diagungkan). Proses penyambutan ini melalui empat babak sebagai berikut.
a. Ngiring Temuai
Ngiring Temuai adalah proses pengiringan tamu ataupun pemaduan tamu sampai ke depan Rumah Panjai (rumah panggung yang panjang). Proses ngiring temuai ini dilakukan dengan cara menari dan tarian ini dinamakan tari Ajat (penyambutan). Kemudian, kepala suku mengunsai beras kuning (menghamburkan beras yang dicampur kunir/beras kuning) dan membacakan pesan atau mantera
sebagai syarat mengundang Senggalang Burong, yaitu burung keramat yang menyampaikan pesan kepada Petara (Tuhannya).
b. Mancung BulohMancung Buloh bermakna menebaskan mandau atau parang guna memutuskan bambu. Bambu sengaja dibentangkan menutupi jalan masuk ke rumah panjai dan para tamu harus menebaskan mandaunya untuk memutuskan bambu tersebut sebagai simbol bebas dari rintangan yang menghalangi perjalanan tamu itu.
c. Nijak Batu
Nijak Batu adalah proses menginjakkan tumit ketika menyentuh sebuah batu yang direndam di dalam air yang telah dipersiapkan. Nijak Batu merupakan simbol kuatnya tekad dan tinginya martabat tamu itu sebagai seorang pahlawan yang disegani. Air pada rendaman batu tersebut diteteskan pada kepala tamu itu sebagai simbol keras dan kuatnya semangat dari batu itu untuk diteladani oleh pahlawan atau tamu yang disambut.
d. Tama’ Bilik
Tama’ Bilik bermakna memasuki rumah panjai. Ini merupakan pelajaran akhir dari proses penyambutan. Setelah melalui prosesi babak-babak tersebut, tamu diizinkan naik ke rumah
panjang dengan maksud menyucikan diri dalam upacara yang disebut Mulai Burung (mengembalikan semangat perang atau mengusir roh jahat).
No comments:
Post a Comment