Dalam suatu percakapan baik formal, semi formal, maupun nonformal, pengalihan pembicaraan ke topik lain biasa terjadi. Hal ini bisa diakibatkan karena adanya keterkaitan antara satu masalah terhadap masalah lainnya atau satu topik terhadap topik lainnya. Dalam suatu pembicaraan, pengembangan gagasan atau meluasnya pembicaraan kepada pokok pembicaraan yang lain masih dianggap wajar jika tetap pada pokok persoalan yang sedang dibahas. Proses pengalihan topik pembicaraan bisa disadari dan juga tidak disadari. Jika memang harus dilakukan, pengalihan topik dapat dilakukan secara halus dan santun agar tak mengganggu kenyamanan proses percakapan yang tengah berlangsung. Pengalihan topik dapat dilakukan dengan ungkapan berikut.
1. Mungkin ada kaitannya dengan ....
2. Mungkin menyimpang sedikit, tapi ....
3. Bagaimana menurut Anda mengenai faktor lain seperti ....
4. Maaf, saya dengar Ibu suka juga pada ....
5. Bagaimana jika kita meninjau sisi lain misalnya ....
6. Persoalan ini berkaitan juga dengan masalah...
Dalam situasi nonformal, pengalihan topik pembicaraan dapat dilakukan dengan menyatakan ungkapan:
1. Saya dengar Bapak bisa melakukan hal lain, seperti ....
2. Wah, makin seru kalau kita bicara soal ....
3. Boleh tau pandangan Ibu tentang ....
Pengalihan topik dalam suatu diskusi bisa saja menyimpang dari pokok persoalan semula. Hal ini tidak boleh dibiarkan. Jika Anda moderator, Anda harus bisa mengembalikan pembicaraan yang menyimpang tersebut kembali pada topik pembicaraan yang sebenarnya, dengan mengucapkan:
1. Maaf, pertanyaan agar dipersingkat.
2. Maaf, pertanyaan langsung ke pokok permasalahan.
3. Pertanyaan agar terfokus pada topik pembicaraan ....
4. Saya ingatkan kembali bahwa topik pembicaraan kita adalah ....
Menggungkapkan Perbedaan Pendapat secara Halus
Perbedaan pendapat di antara pembicara baik pada forum diskusi atau situasi semiformal sudah biasa terjadi. Tidak setiap orang selalu menyetujui pendapat mitra bicaranya. Masing-masing orang memiliki pandangan atau pemikirannya sendiri. Tetapi, perbedaan pendapat itu tak boleh menjadi pemicu konflik. Perbedaan pendapat dapat semakin memberi wawasan yang lebih luas tentang suatu pokok permasalahan. Mencari solusinya bisa lebih variatif. Segala unsur yang berbeda dicarikan sudut persamaannya atau disinergikan untuk mengarah pada satu kesimpulan atau penyelesaian. Bukan hanya itu saja, setiap perbedaan pendapat harus dihormati dan disikapi secara santun. Ungkapan seperti, mustahil, itu tidak benar, pendapatnya tidak masuk akal, dan itu gagasan orang bodoh harus dihindari. Ungkapan itu bukan saja dapat menyinggung mitra bicara, tetapi juga bisa merendahkan harga diri orang.
Menyampaikan pendapat yang berbeda atau menyanggah pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita dapat dilakukan secara halus dengan mempertimbangkan hal-hal berikut.
(1) Nyatakan permohonan “maaf” dahulu.
(2) Berikan kesan mendukung gagasan yang akan disanggah sebelum menyertakan kekurangannya.
(3) Ungkapkan kekurangan dengan perkataan yang halus seperti, “kurang” atau “belum,”
bukan kata-kata “tidak”.
(4) Ungkapkan kekurangan pendapat mitra bicara dengan alasan yanglogis.
No comments:
Post a Comment