(1). aliran gas
(2). Deru mesin yang terus menerus
(3). Bunyi mesin dan knalpot kendaraan bermotor
(4). Kebisingan angkutan udara
(5). Kebisingan akibat suara mesin dan laju kereta api. Kebisingan aliran gas ini dapat terjadi pada lingkungan mana saja, misalnya laju aliran gas saat kipas angin berputar terus menerus, lajua alira gas pada sirene, laju gas saat musik yang menggunakan perubahan tekanan gas, misalnya terompet mulai beralun. Bunyi yang dihasilkan secara terus menerus oleh aliran gas yang mengalir, lebih-lebih bila aliran tersebut dihambat akan menghasilkan bunyi yang tidak nayaman. Di sinilah sumber kebisingan muncul. Kebisingan deru mesin yang terus menerus baik dari bunyi mesin kendaraan bermotor, mesin pabrik, mesin kereta api, mesin pesawat terbang dan sebagainya. Bunyi yang dihasilkan ini ditentukan oleh berbagai faktor, misalnya tidak seimbangnya bagian-bagian yang berputar dan menghasilkan bunyi tak teratur atau bunyi teratur yang berlangsung sepanjang hari, bunyi akibat gesekan dari bagian yang berputar, bunyi dari bantalan poros atau gir, dan sebagainya.
Kebisingan Bunyi Alternatif Mengatasinya
Gejala-gejala yang menyertai perambatan gelombang bunyi adalah gejala interferensi, resonansi, pemantulan, pembiasan dan absorbsi. Interfrensi adalah gejala perpaduan dua gelombang atau lebih yang terjadi pada saat dan tempat yang sama. Interferensi dapat berlangsung saling memperkuat atau saling melemahkan. Pada bunyi interferensi yang semakin kuat menghasikan bunyi semakin nyaring sebaliknya bila saling melemahkan terdengar nada semakin lemah. Resonansi merupakan peristiwa bergetarnya medium akibat medium lain yang bergetar dengan frekuensi sama atau frekuensi yang satu merupakan kelipatan bulat dari frekuensi lainnya. Dalam pengukuran besaran cepat rambat bunyi gejala resonansi biasanya dimanfaatkan sebagai prinsip untuk menetapkan cepat rambat gelombang bunyi di udara. Lazimnya gejala resonansi dan interferensi ini dalam mulut kita berguna untuk menggetarkan selaput getar sehingga terdengar suara.
Gejala resonansi ini selalu diikuti oleh gejala interferensi, sehingga suara kita menjadi jelas. Kedua gejala ini, yakni gejala interferensi selalu mengikuti gejala resonansi. di samping ini adalah gambaran seorang pemusik ingin mengetahui jejak gelombang saat bunyi seruling beralun. Gejala pantulan bunyi terjadi apabila gelombang bunyi tidak mampu menembus bidang batas antara medium, misalnya suara kita dibatasi oleh tembok dinding, lantai atau langitlangit. Bunyi akan dipantulkan oleh bidang batas tersebut, selanjutnya bunyi pantul dan bunyi yang kita keluarkan akan berinterferensi akhirnya ditangkap oleh telinga kita. Salah satu gejala pantulan bunyi adalah munculnya gema (echo). Berikut gambaran suara pembicara yang dapat ditangkap oleh pendengar.
No comments:
Post a Comment