Tari Tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan-aturan tertentu. Dalam kurun waktu yang telah disepakati, aturan baku diwariskan secara turun menurun melalui generasi ke generasi. Tarian jenis ini telah mengalami perjalanan cukup panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat. Tari jenis ini biasanya memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari atau style yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama. Tari-tarian tradisional yang dilestarikan oleh generasi pendukung biasanya sangat diyakini atas kemasyalakatannya. Masyarakat yang mau terlibat di sini ikut andil dalam melestarikan tari tradisional melalui rasa tanggung jawab dan kecintaan yang tidak bisa dinilai harganya. Masyarakat yang bersangkutan memandang bahwa tarian jenis ini menjadi salah satu bentuk ekspresi yang dapat menentukan watak dan karakter masyarakat yang mencintai tarian tersebut. Dengan demikian tergambar perangai, kelakukan dan cermin pribadinya. Tari Tradisional yang berkembang di manca daerah Indonesia sangat beragam dan bervariasi tumbuh berkembangnya dalam aktivitas kehidupan masyarakat pendukungnya. Banyak diantaranya untuk keperluan Agama, Adat, dan Keperluan lain berhubungan ritual yang diyakini masyarakat di lingkungannya. Beberapa contoh jenis tari yang digunakan untuk keperluan Agama, Adat, dan Keperluan lain berhubungan ritual yang diyakini masyarakat ini dapat disimak melalui gambar di bawah.
Tari Primitif
Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tarian ini lebih menekankan tari yang memuja roh para leluhur. Pada jaman ini jenis tarian ini sudah mulai tidak kedengaran lagi gaungnya. Beberapa jenis tari ini antara lain adalah tari
Tari Rakyat
Tari-tarian yang disebut pada bab ini adalah tarian yang ingá kini berkembang di Daerah yang bersangkutan. Masalah pembagian apakah termasuk fungsi dan peran yang dimiliki tidak diperhitungkan. Aceh dan Sumatra Utara kental imbas pengaruh Melayu. Ciri dan bentuk tari lebih dekat ke rumpun tari Melayu. Sumatra Utara (Sumut) tari Tor-tor gerak merapatkan dan mengembangkan ke dua telapak tangan sambil bergerak di tempat dan geser kaki, Tari Cawan dengan membawa cewan di atas kepala. Tari Serampang Dua belas dengan gerak berpasangan muda mudi yang sedang berdendang. Tari Manduda, Tari Kain, Tari Andungandung, Tari Angguk, Tari Tari Mainang Pulau Kampai, Tari Baluse, Tari Tononiha, Tari Terang Bulan, Tari Pisu Suri, Tari Baina, Tari Tari Barampek, Tari Basiram Tari Bulang Jagar, Tari Buyut Managan Sihala, Tari Cikecur, Tari Kapri, Tari Karambik dll.
Tari Klasik
Tari Klasik adalah tari yang berkembang di kerajaan-kerajaan yang atelah ada di Indonesia. Puncak tari klasik terdapat pada kerajaan di Indonesia khususnya di yogyakarta, Surakarta, Kasepuhan Cirebon, kerajaan bone, Kerajaan Mataram Kuno, dan Kerajaan Klungkung di Bali.
Tari Nontradisional
Tari Nontradisional adalah tari yang tidak berpijak pada aturan yang sudah ada seperti tari tradisional. Tari jenis ini tari pembaruan. Tari nontradisional lebih mengungkapkan gaya pribadi. Contoh tarinya adalah tari karya Didik nini towok misalnya tari wek-wek, persembahan. Tari karya Bagong Kussudihardjo misalnya tari yapong, wira pertiwi. Karya Wiwik Widyastuti tari cantik, tari karya Abdul rochem tari Gitek balen, tari nandak ganjen karya Entong sukirman dll.
No comments:
Post a Comment